A.
PENDERITAAN
Penderitaan
berasal dari kata dasar derita.
Sementara itu kata derita merupakan serapan dari bahasa sansekerta, yang menyerap
kata dhra yang memiliki arti menahan
atau menanggun. Jadi dapat diartikan penderitaan merupakan menanggung sesuatu
yang tidak meyenangkan.
Penderitaaan dapat muncul secara
lahiriah, batiniah atau lahir-batin.
· Penderitaan secara lahiriah dapat timbul
karena adanya intensitas komkosisi yang mengalami kekurangan atau berlebihan,
seperti akibat kekurangan pangan menjadi kelaparan, atau akibat makan terlalu
banyak menjadi kekenyangan, tidak dapat dipungkiri keduanya dapat menimbulkan
penderitaan.
· Penderitaan yang secara batiniah seperti
sakit hati karena dihina, sedih karena kerabat meninggal, putus asa karena
tidak lulus ujian. Atau penyesalan karena tidak melakukan yang diharapkan.
· Sementara yang lahir-batin dapat muncul
dikarenakan penderitaan pada sisi yang satu berdampak pada sisi yang lain atau
dengan kata lain penderitaan lahiriah memicu penderitaan batiniah atau
sebaliknya. Misal karena putus asa tidak lulus ujian menjadi tidak mau makan
dan menimbulkan perut sakit.
Jadi
menurut saya penderitaan itu adalah, suatu perasaan menahan atau menanggung
yang tidak menyenangkan biasanya menyerang
batiniah orang tersebut. Di bawah ini adalah beberapa contoh penderitaan yang
mungkin sering kita lihat di lingkungan kita.
1.
Pemutusan Hak Kerja
Bagi
orang yang sudah berkeluarga mungkin penderitaan ini yang paling di takutkan apalagi
bagi seorang ayah yang mempunyai kewajiban menafkahi keluarganya, hal ini akan
berdampak buruk tidak hanya bagi sang ayah namun juga bagi keluarganya.
2.
Kehilangan Orang Tua
Hubungan
kita dengan orang tua merupakan suatu hubungan yang unik. Oleh sebab itu
pasangan diharapkan bisa memahami makna kehilangan ini. Misalnya dengan
berusaha menggantikan posisinya demi mendukung pasangan. Antara lain dengan
cara selalu berada di dekatnya, menjadi pendengar yang baik, dan selalu siap membantunya.
3. Kemiskinan
Dalam
hal ini mungkin semua orang menderita mengalami kemiskinan.namun miskin disini
bukan miskin melarat melainkan hidup pas-pasan.
B. SIKSAAN
Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk
merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk
menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan
yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan
sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, sadisme, pemaksaan
informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan.
Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan.
Siksaan juga dapat diartikan sebagai siksaan
badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat
siksaan yang dialami seseorang, timbulah penderitaan.
Didalam kitab suci diterangkan jenis dan ancaman siksaan yang dialami manusia di akhirat nanti, yaitu siksaan bagi orang – orang musyrik, syirik, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak yatim dan sebagainya. Antara lain, ayat 40 surat Al-Ankabut menyatakan “Maka masing – masing (mereka itu) Kami azab karena dosa – dosanya, diantara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil, ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, ada yang kami benamkan ke dalam bumi, dan ada pula yang Kami tenggelamkan. ALLAH sama sekali tidak hendak menzalimi mereka, akan tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri”.
Didalam kitab suci diterangkan jenis dan ancaman siksaan yang dialami manusia di akhirat nanti, yaitu siksaan bagi orang – orang musyrik, syirik, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak yatim dan sebagainya. Antara lain, ayat 40 surat Al-Ankabut menyatakan “Maka masing – masing (mereka itu) Kami azab karena dosa – dosanya, diantara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil, ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, ada yang kami benamkan ke dalam bumi, dan ada pula yang Kami tenggelamkan. ALLAH sama sekali tidak hendak menzalimi mereka, akan tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri”.
Dibawah
ini adalah 3 siksaan yang bersifat psikis, yaitu :
1. Kebimbangan dialami oleh
seseorang bila ia pada suatu saat tiak dapat menetukan pilihan mana yang akan
dipilih. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi /
tidak, siapakah dari kawannya yang akan dijadikan pacar pertamanya? Akibat dari
kebimbangan seseorang berada pada keadaan yang tidak menentu sehingga ia merasa
tersiksa dalam hidupnya saat itu.
2. Kesepian dialami alah seseorang
merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri/ jiwanya walaupun ia dalam lingkungan
orang ramai. Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi
seperti yang dialami petapa / biarawan yang tinggalnya ditempat yang sepi.
3. Ketakutan merupakan bentuk lain
yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu
dibesar – besarkan tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada
umumnya orang memiliki satu / lebih phobia ringan seperti takut pada tikus,
ular, serangga dll. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu semakin hebatnya
sehingga sangat menganggu.
Penyebab seseorang merasa
ketakutan bisa di sebabkan oleh timbulnya kesan mengerikan dan sangat
menakutkan dari sesuatu yang slalu terbayang-bayang ketika ia merasa takut. Ketakutan
juga bisa timbul akibat trauma akan kejadian masa lalu yang tidak di ingin kan
terjadi namun terjadi pada dirinya atau pun kepada orang-orang terdekat yang
dia sayangi, lalu ketakutan itu pun muncul dengan sendirinya sehingga dia tidak
ingin melihat kejadian tersebut terjadi untuk yang kedua kalinya.
Cara penanggulangan yang tepat
agar seseorang tidak merasakn ketakutan yaitu dengan cara memperbanyak ibadah
dan mempertebal iman dan Taqwa kepada Allah swt, lingkungan serta orang-orang
di sekitarnya yang selalu meyakinkan orang tersebut unutk tidak taku dengan
apapun kecuali kepada Allah swt yang telah menciptakan dirinya dan dunia ini
beserta isinnya.
Dengan demikian Insya Allah rasa
takut akan berkurang bagi orag yang ketakutan,bahkan berangsur-angsur rasa
takut tersebut menghilang,bukan berarti setelah rasa takut itu hilang ibadah kita
menjadi kurang giat, seharusnya kita tetap beribadah agar selalu di berikan
perlindungan dari bahaya dan rasa takut.
C.
KEKALUTAN
MENTAL
Pengertian kekalutan mental merupakan
suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacauan dan kebingungan dalam
dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya. Saat mendapat kekalutan mental
berarti seseorang tersebut sedang mengalami kejatuhan mental dan tidak tahu apa
yang mesti dilakukan oleh orang tersebut. Dengan mental yang jatuh tersebut tak
jarang membuat orang yang mengalami kejatuhan mental menjadi tak waras lagi
atau gila. Karena itu orang yang mengalami kejatuhan atau kekalutan mental
seharusnya mendapat dukungan moril dari orang-orang dekat di sekitarnya seperti
orangtua, keluarga atau bahkan teman-teman dekat atau teman-teman pergaulannya.
Hal tersebut dibutuhkan agar orang tersebut mendapat semangat lagi dalam hidup.
Gejala-gejala
permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental adalah sebagai berikut :
·
Jasmaninya sering merasakan
pusing-pusing, sesak napas, demam dan nyeri pada
lambung.
·
Jiwanya sering menunjukkan rasa cemas,
ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, dan mudah marah.
Tahap-tahap gangguan kejiwaan
adalah sebagai berikut :
·
Gangguan kejiwaan akan nampak dalam
gejala-gejala kehidupan penderita, baik pada jasmani maupun rohaninya.
·
Usaha mempertahankan diri dilakukan
dengan cara negatif (escape mechanism), yaitu mundur atau lari (menghindarkan
diri), sehingga cara bertahan dirinya tentu salah. Hal ini akan berbeda apabila
terjadi pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan, yang apabila
menghadapi pesoalan justru akan segera memecahkan persoalan sehingga tidak
menekan perasannya. Jadi, bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan
atau memecahkan persoalan (problem solving).
·
Kekalutan merupakan titik patah (mental
breakdown), dan yang bersangkutan mengalami disorder (tidak semestinya atau
gangguan).
Sebab-sebab timbulnya
kekalutan mental dapat disebutkan sebagai berikut :
·
Kepribadian yang lemah akibat kondisi
jasmani atau mental yang kurang sempurna. Hal-hal tersebut sering menyebabkan
yang bersangkutan merasa rendah diri, yang berangsur akan menyudutkan
kedudukannya dan menghancurkan mentalnya. Hal ini banyak terjadi pada
orang-orang melankolis.
·
Terjadinya konflik sosial-budaya akibat
adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dan yang ada dalam
masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi, misalnya orang dari
pedesaaan yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dari
masa lalunya yang jaya.
·
Cara pematangan batin yang salah dengan
memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan social ; overacting sebagai overkompensasi
dan tampak emosional. Sebaliknya ada yang underacting sebagai rasa
rendah diri yang lari ke alam fantasi.
Proses-proses kekalutan mental yang
dialami oleh sesorang dapat mendorongnya ke arah berikut ini :
1. Positif,
bila trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang akan dijawab secara baik sebagai
usaha agar tetap survive dalam hidup. Misalnya, melakukan shalat Tahajud bagi
umat Islam waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan
keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi, atau melakuka kegiatan yang
positif setelah kejatuhan dalam kehidupan (Dalam pepatah dikatakan; Hendaknya
jatuh tupai janganlah sampai jatuh tapai!).
2. Negatif, bila trauma yang dialami tidak
dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustrasi, yaitu
tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk frustrasi
yang dialami orang dewasa antara lain sebagai berikut :
·
Agresi, serangan berupa kemarahan
yang meluap akibat emosi yang tidak terkendalikan. Secara fisik berakibat mudah
terjadinya hipertensi (tekanan darah tinggi), atau melakukan tindakan sadis
yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
·
Regresi, kembali pada pola reaksi
yang primitif atau kekanak-kanakan (infantil), misalnya dengan menjerit-jerit,
menangis sampai meraung-raung dan merusak barang-barang.
·
Fiksasi, peletakan atau pembatasan
pada satu pola yang sama (tetap), misalnya dengan membisu, memukul-mukul dada
sendiri dan membentur-benturkan kepala pada benda keras.
·
Proyeksi, usaha mendapatkan,
melemparkan atau memproyeksikan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang
lain. Kata pepatah : awak yang tidak pandai menari, dikatakan lantai yang
terjungkat.
·
Indentifikasi, menyamakan diri dengan
seseorang yang sukses dalam imajinasi, misalnya dalam kecantikan, yang
bersangkutan menyamakan dirinya dengan bintang film, atau dalam soal harta
kekayaan dengan pengusaha kaya yang sukses.
·
Narsisme, self love yang berlebihan
sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari pada orang lain.
·
Autisme, gejala menutup diri secara
total dari dunia riil, tidak ingin berkomunikasi dengan orang luar, dan merasa
tidak puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus pada sifat yang
sinting.
D. PENDERITAAN
DAN PERJUANGAN
Setiap
manusia yang ada di dunia ini pasti akan mengalami penderitaan, baik yang berat
maupun yang ringan. Penderitaan adalah bagiuan kehidupan manusia yang bersifat
kodrati. Karena tergantung kepada manusia itu sendiri bisa menyelesaikan
masalah itu semaksimal munkgin apa tidak. Manusia dalah makhluk berbudaya,
dengan budaya itulah ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam hidupnya
atau yang dialaminya. Hal ini bisa mebuat manusia kkreatif, baik bagi penderita
sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau berada di sekitarnya.
Penderitaan
dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia
hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, tetapi juga
harus merasakan penderitaan. Manusia juga harus optimis tiap mengalami
penderitaan tersebut. Katena penderitaan sebagaimana halnya hanya sebagai ujian
dari yang Maha Kuasa.
Pembebasan
dari penderitaan pada hakekatnya untuk meneruskan kelangsungan hidup. Caranya manusia
terssebut harus berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan,
masyarakat sekitar, dengan waspada dan disertai doa kepada Tuhan supaya kita
bisa terhindar dari segala bahaya dan malapetaka. Manusia hanya berencana
tetapi Tuhan juga yang menentukan. Kelalaian manusia bisa menjadi sumber dari
segala penderitaan tersebut. Penderitaan yang terjadi selasin dialami sendiri
ole orang yang bersangkutan, tetpi juga bisa dialamai oleh orang lain.
Penderitaan juga bisa terjadi akibat kelalaian orang lain atau penderitaan
orang lain.
E. PENDERITAAN
DAN SEBAB-SEBABNYA
Apabila
kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya
penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
1.
Penderitaan
yang timbul kaerena perbuatan buruk manusia
Penderitaan
yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam
hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk.
· Karena perbuatan buruk antara sesama
manusia maka manusia lain menjadi menderita, misalnya : Pembantu rumah
tangga yang diperkosa, disekap dan disiksa oleh majikanya seharusnya majikan
yang biadab itu diganjaran dengan hukuman penjara oleh pengadilan negri supaya
perbuatan itu dapat di perbaiki dan pembantu yang telah menderita itu bisa
dipulihkan
· Perbuatan buruk manusia terhadap
lingkuangan juga menyebabkan penderitaan manusia, misalnya : Musibah banjir dan
tanah longsor bermula dari penghunian liar di hutan lindung, kemudian
pohon-pohot dibabat menjadi tandus dan gundul oleh manusia penghuni liar itu.
Akibatnya beberapa jiwa jadi korban banjir, ratusan rumah hancur .
2.
Penderitaan
yang timbul karena penyakit, siksaab / azab tuhan
Penderitaan
manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab tuhan. Namun
kesabaran, tawakal dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi
penderitaan itu.
F. PENGARUH
PENDERITAAN
Orang
yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan
sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap
negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia atau tidak
bahagia. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa
hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari
penderitaan dan penderitaan itu adalah hanya sebagian dari kehidupan. Sikap
positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah.
Apabila
sikap negative dan sikap positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada
para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan
penilaiannya. Penilaiannyaitu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan
nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan
yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih
sesuai. Keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.
OPINI
:
menurut
saya penderitaan itu adalah, suatu perasaan menahan atau menanggung yang tidak
menyenangkan biasanya menyerang batiniah
orang tersebut. Memang penderitaan itu memberikan pengaruh yang sangat negatif,
terkadang itu juga bisa menjadi suatu sikap positif, sehingga bisa melatih
mentalnya supaya bisa menjalani hidup lebih baik di dunia ini.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar